Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2012/09/cara-membuat-tab-menu-horizontal.html#ixzz2LFDDgWPY
"SENANTIASA BERUPAYA MENGIKUTI JEJAK DAN LANGKAH BAGINDA RASULALLAH SAW".

Jumat, 06 September 2013



“KISAH AL-HABIB ALI AL-HABSYI DAN SARUNGNYA”

ALLAH BAYAR TUNAI SATU SARUNG DENGAN SATU TRUK SARUNG

DI WAKTU AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI KWITANG MASIH HIDUP DAN DALAM KEADAAN SEHATNYA, BELIAU SENANTIASA MELAKSANAKAN SHALAT LIMA WAKTU DI MASJIDNYA, YANG TIDAK JAUH DARI KEDIAMANNYA.

SUATU HARI TATKALA AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI AKAN MENUNAIKAN SHALAT DZUHUR BERJAMAAH DI MASJID, DATANGLAH SEORANG PENGEMIS YANG BERPAPASAN DENGAN AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI DI DEPAN RUMAH BELIAU.

“APA YANG BISA SAYA BANTU UNTUK ANDA?” UJAR AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI KEPADA PENGEMIS ITU.

DIJAWAB OLEH PENGEMIS: “SAYA BUTUH SARUNG.”

“MAAF SAYA BELUM PUNYA YANG BARU, BAGAIMANA KALAU MINTA YANG LAINNYA?” IBA AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI PADA WAKTU ITU.

KATA SI PENGEMIS: “TIDAK. SAYA HANYA MAU SARUNG! DAN SARUNGNYA YANG ENGKAU PAKAI YA HABIB!”

“TIDAKKAH BISA MINTA YANG LAINNYA? KARENA SAYA INGIN SEGERA KE MASJID. BERSEDIAKAH YANG LAINNYA SAJA?” BEGITU AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI MENIMPALI.

LALU SI PENGEMIS ITU BERKATA: “KATANYA ENGKAU SEORANG HABIB, KATANYA KAU ALI HABSYI, MANA ALI HABSYI YANG SAYA DENGAR?”

MENDENGAR YANG DEMIKIAN ITU KEMUDIAN AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI BERKTA KEPADA PENGEMIS: “TUNGGULAH SEBENTAR SAYA KE DALAM DULU.”

DENGAN BERGEGAS AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI MASUK KE DALAM RUMAHNYA UNTUK MENEMUI ISTRINYA. LALU BELIAU BERTANYA PADA SANG ISTRI: “WAHAI ISTRIKU, APA MASIH ADA SARUNG DI LEMARI?”

“TIDAK ADA YA ABAH. SARUNGNYA LAGI DICUCI, BARU SAJA SAYA JEMUR.” SAHUT SANG ISTRI.

“ADA JUGA SARUNG BUAT SAYA PAKAI SEHARI-HARI.” TAMBAH SANG ISTRI MENJAWAB.

LALU AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI BERKATA LAGI PADA ISTRINYA: “SUDAH AMBILKAN SAJA SARUNGMU BUAT KUPAKAI UNTUK SEMBAHYANG.”

BERANJAK SANG ISTRI MENGAMBIL SARUNGNYA DI LEMARI UNTUK DISERAHKAN PADA SANG SUAMI, SAMBIL PENUH TANYA: “YA ABAH INI GAK SALAH? INI SARUNG BUAT WANITA, BEDA KAN SARUNG BUAT LELAKI DAN WANITA? DAN YANG ABAH PAKAI BUKANNYA MASIH BERSIH?”

DIJAWAB OLEH AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI: “IYA, INI SARUNG YANG SAYA KENAKAN TERNYATA ADA PEMINATNYA, JADI HARUS SEGERA KUSERAHKAN. DAN SARUNGMU INI BIAR SEMENTARA SAYA KENAKAN BUAT SEMBAHYANG.”

SETELAH RAPI MELIPAT DAN MEMBUNGKUS KAINSARUNGNYA, AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI BERGEGAS MEMBERIKANNYA KEPADA PENGEMIS ITU SERAYA BERKATA: “INI SARUNGNYA SEMOGA MANFAAT.”

KEMUDUIAN DIJAWAB OLEH SI PENGEMIS: “INI BARU ALI HABSYI. SEMOGA ALLAH BERIKAN YANG BERLIPAT.”

LALU PENGEMIS ITU PAMIT KEPADA AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI UNTUK UNDUR DIRI. AKHIRNYA AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI PUN MENUJU KE MASJID DENGAN MENGENAKAN SARUNG KHUSUS WANITA BERMOTIF KEMBANG-KEMBANG NAMUN TERTUTUP OLEH JUBAHNYA, HINGGA ORANGPUN TIDAK MEMPERHATIKANNYA.

SETELAH SELESAI MEMIMPIN SHALAT, AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI BERANJAK MENUJU KE RUMAHNYA. SESAMPAINYA DI DEPAN RUMAH, AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI MENDAPATI SATU BUAH MOBIL TRUK BESAR SEDANG MENURUNKAN BERATUS-RATUS SARUNG. LALU AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI PUN BERTANYA-TANYA: “INI PUNYA SIAPA?”

DIJAWAB OLEH SOPIR MOBIL TRUK ITU: “INI HADIAH SARUNG DARI SURABAYA UNTUK AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI DI KWITANG.”

MENDENGAR JAWABAN DARI SOPIR TADI AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI HANYA BISA BERUCAP: “ALLAH TELAH BERIKAN KONTAN.” ( Habib Ahmad bin Faqih Basyaiban )
Read More..

Rabu, 06 Maret 2013

Ulama Sodoqun dan Ulama Solihun

Ada dua kelompok ulama. Ada as sodiqun mislu rusul ada as solihun. Maksud mitslu Rusul itu dalam pengertian as Sodikun adalah ulama yang oleh Allah dikuatkan dengan karamat yang dzahir sebagaimana para Rasul yang dikuatkan oleh Allah dengan mu’jizat. Seperti ada orang yang mau beriman berkata; tandanya anda rusul apa, saya mau buktinya, saya minta mu’jizatnya. Nah rasul di sini wajib menunjukkan mu’jizatnya.

Demikian pula auliya’-auliya’ itu. Seperti Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Beliau ditanya apa buktinya kalau Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati. Syekh Abdul Qodir al Jaelani menjawab, ‘Terlalu tinggi kalau Nabi saya. Bagaimana dengan Nabimu?’ Orang yang bertanya berkata, “Nabiku bisa menghidupkan orang yang telah mati.” “Caranya bagaimana?,” lanjut Syekh Abdul Qadir. “Nabiku mengatakan, ‘Qum bi idzinillah,’ hiduplah dengan seijin Allah,” jawab orang itu. “Oke carikan saya orang mati,” pinta Syekh Abdul Qadir.


Syekh Abdul Qodir al Jaelani langsung meng¬hidupkan orang mati itu dengan berkata; ‘Qum Bi Idzni,’ hidup¬lah dengan seijinku. Jangankan Nabi-ku, aku saja bisa. Nabi terlalu tinggi, kata Syekh Abdul Qodir al Jaelani. ‘Qum bi idzni”, bukan bi idznillah lagi karena apa, untuk melemahkan orang yang meremeh¬kan Nabi, atau yang tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW. Syekh Abdul Qadir Al Jailani tidak memakai kata-kata ‘Bi Idznillah’, tapi ‘Qum Bi Idzni’ hakikatnya Syekh Abdul Qodir al Jaelani tetap memohon kepada Allah SWT. Seperti juga karomah Habib Umar bin Thoha Indaramayu waktu bertandang ke Sultan Alaudin, Palembang. Dan seperti Al Habib Alwi bin Hasyim bisa menghidupkan orang mati, tentu saja atas seijin dan kuasa Allah SWT.

Para ulama dan para auliya’ menolong kepercayaan kita atas kebenaran yang dibawa Al Quran; seperti bagaimana ashabul kafi. Ashabul kahfi bukan rasul, mereka adalah wali. mereka tidur sampai 360 tahun. Bayangkan saja. Terus karamat Juraij, karamat Luqmanul Hakim dan banyak lagi yang dicaritakan al Al Quran. Seperti juga Nabi Allah Sulaiman. Dikisahkan dalam al Qur’an beliau bisa berbicara dengan burung.

Wali Allah di Indonesia pun ada yang bisa berbicara bahasa hewan, seperti Mbah Adam dari Krapyak, Pekalongan. Auliya-auliya kita itu dulu begitu. Banyak lagi cerita auliya-auliya ulama-ulama di Indonesia. Ulama Jawa yang karamatnya luar biasa, seperti Mbah Sholeh Semarang, Mbah Kholil Bangkalan, banyak kalau kita ceritakan. Akhirnya dengan adanya yang demikian, kita percanya mantap dengan apa yang disebutkan oleh Al Quran;

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS: Yunus:62) Dari perilaku, sikap, dan karamat-karamat mereka kita tahu juga bagaimana gambaran dari;


إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS: Fathir: 28). Kita sudah tidak heran lagi kanapa yang disebut dalam ayat itu adalah ulama. Nah itulah hebatnya auliya-auliya terdahulu, luar biasa, mem¬punyai karamat yang top-top. Banyak lagi kalau diceritakan. Dan kita akan menemukan auliya-auliya yang ada di Indonesia ini luar biasa-luar biasa karamat¬nya. Nah tujuan dari semua ini adalah menolong kita, yang awalnya kepercayaan terhadap sahabat sangat tipis, suudzon, berburuk sangka dan sebagainya, ditolong oleh para ulama dan para wali-wali Allah SWT.

Kembali kepada para sahabat Nabi. Sahabat Nabi adalah orang atau generasi pertama yang menerima tongkat estafet dan mewarisi apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ada banyak hal yang membuat saya kagum ketika saya ber¬bicara tentang keutamaan para sahabat Nabi itu.

Di antaranya saja; kehebatan dan kuatnya keimanan mereka. Saya tidak akan menyebut¬kan yang lain-lain, kita tidak sampai. Dalam istilah jawa itu; kali sak dodo. Sekarang kita lihat bagaimana banyaknya tafsir-tafsir yang menjelaskan maksud Al Qur’an ada ribuan bahkan mungkin jutaan. Satu judul tafsir saja ada yang 50 jilid, 60 jilid. Seperti At Thabari, Fakhru Razi, atau juga yang baru-baru seperti tafsir Syekh Thanthawi. Banyak sekali. Belum lagi yang mem¬bahas fiqih, tauhid dan lain-lain.
Semenatara pada jaman sahabat dulu tidak ada kitab yang menumpuk seperti saat ini. Jangankan kitab, menulis pun tidak, karena banyak di antara mereka yang umiy’; tidak bisa baca-tulis. Begitu ada wahyu disampaikan oleh Rasulullah SAW pada sahabat, dihapal¬kan, dan mereka langsung hapal, langsung percaya, langsung yakin.

Ilmu mereka adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Baik berupa wahyu atau hadits yang disampaikan oleh Rasullah. Tapi dengan kesederhanaan itu dapat menghasilkan satu keyakinan yang luar biasa yang terpatri dalam hati mereka. Keyakinan yang hebat itu mewarnai dalam ijtihadnya dalam mujahadahnya dan sebagainya. Banyak hadits yang menceritrakan bagaimana kekuatan dan kehebatan keimanan mereka yang luar biasa, bagaimana kecintaan mereka kapada Rasulullah, juga bagaimana kecintaan mereka kepada satu sama lain diantara para sahabat, kecintaan sahabat kepada ahlu bait-nya Rasulullah SAW.

Contohnya sahabat Bilal, bagaimana kecintaan beliau kepada Rasulullah. Pada waktu Rasulullah meninggal, langsung sahabat Bilal mengundurkan diri sebagai muadzin, sebab tidak sampai hati beliau mendengungkan kalimat Allahu akbar. Biasanya dilihat oleh Rasulullah dan sahabat lainnya, sementara pada saat itu Rasul telah mangkat. Sehingga bagaimana mungkin beliau bisa mengeluar¬kan suara sementara Rasulullah SAW yang selalu mendengar adzannya sudah tidak ada. Ketika mau adzan suaranya tidak mau keluar suaranya hilang. Karena apa? Sayidina Bilal Shock, karena mahabbah, kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah SAW. Sahabat Bilal bungkam, diam di Madinah sampai Rasulullah dimakamkan. Setelah Rasulullah SAW dimakamkan sahabat Bilal tidak betah. Lalu sahabat Bilal pindah ke Syam (Syiria).

Di Syam tadinya sahabat Bilal membayangkan akan mendapatkan sedikit ketenangan, tapi malah sebaliknya yang terjadi, terbayang wajahnya Rasulullah di mukanya terus, ahirnya ditemui oleh Rasulullah dalam mimpi. Ditanya oleh Rasulullah, ‘Bilal mengapa engkau tinggal ditempat yang jauh betul dari Aku, katanya engkau ingin dekat dengan Aku, mengapa kamu pundah ke Syam?’ Langsung hari itu juga Sahabat Bilal pulang ke Madinah Al Munawroh, begitu sahabat Bilal ziarah ke makam Rasulullah, Sayidina Abu Bakar mendengar Sayidina Umar mendengar, mereka langsung menemui sahabat Bilal. Dan ziarah bersama. Sayidina Abu Bakar menangis. ‘Hai Bilal kapan datang?’ Tanya Khalifah Abu Bakar.

Mereka menangis rangkul-rangkulan. Kemudain Sahabat Abu Bakar meminta sayidina Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan di Madinah; ‘tolong dengung¬kan kembali adzanmu sebagaimana zaman Rasulullah.’ ‘Mulutku tidak bisa di buka,’ jawab Sayidina Bilal. Sayidina Umar yang juga meminta ke¬sediaan sahabat Bilal mendapat jawaban yang sama.

Akhirnya di sana ada 2 anak. Yang satu umurnya 9 tahun, yang satu umurnya 8 tahun, siapa mereka? Mereka adalah Imam Hasan dan Husain; dua orang cucu Nabi. Imam hasan dan Husain datang kepada Sahabat Bilal, begitu sahabat Bilal tahu, langsung menjemput kedatangan Imam Hasan dan Imam Husain. langsung dirangkul, begitu mencium kedua cucu Nabi, tambah sedih lagi sahabat Bilal, beliau kembali menangis. Karena apa? Keringat kedua anak ini tadi seperti keringat datuknya; baginda Nabi SAW. Luar biasa.

Akhirnya dua orang ini berbicara. ‘Ya Bilal’ kata Sayidina Hasan yang saat itu ditemani adiknya; Imam Husain; ‘Tolong kumandangkan kembali adzan, sebagaimana engkau lakukan pada zaman datukku baginda Rasulullah SAW’. Dari situlah sahabat Bilal luluh. ‘Kalau yang memerintah adalah dua anak ini, mana mungkin aku bisa menolak. Karena ini adalah sempalan dari darah daging Rasulullah SAW. Kalau saya menolak, nanti di akherat bagaimana bertemu dengan baginda Rasul SAW,’ pikir sahabat Bilal.

Kemudian sahabat Bilal naik ke menara menunaikan adzan, ketika sahabat Bilal adzan seluruh penduduk Madinah, tidak anak kecilnya, tidak orang dewasanya, semua keluar dari rumahnya masing-masing sambil mengatakan Rasulullah hidup kembali-Rasulullah hidup kembali. Karena apa, mendengar suaranya Bilal. Sebab ketika sahabat Bilal adzan selalu selalu pas dengan baginda Rasulullah SAW. Mereka semua keluar berduyun duyun mendengar suaranya Bilal ra.
Read More..

Senin, 18 Juni 2012


HABIB LUTHFI (PEKALONGAN - JAWA TENGAH) BERJABAT TANGAN DENGAN 
MAMA KH.SUKANTA ( TOROGONG - LABUAN - PANDEGLANG)
ABUYA TB.PALAWIRA - SEKONG - PANDEGLANG

ABUYA SYAMSUDIN - PETIR - PANDEGLANG

MASYAIKH PON-PES PELAMUNAN - SERANG


ABUYA DAMANHURI - CIKADUEUN - PANDEGLANG 
TINGGAL DAN WAFAT DI JABAL QUBAIS - ARAB SAUDI
ABUYA DIMYATI BIN KH.MUHAMAD AMIN - CIDAHU
 DI PANDEGLANG - BANTEN
ABUYA MUHTADI BIN ABUYA DIMYATI 


ABUYA DIMYATI - CILONGOK - PASAR KEMIS - TANGGERANG













 

-- HABIB UMAR DAN ABAH KH.WASE - KADU MERENAH


u
---- MARHABA ABUYA CIDAHU (PANDEGLANG - BANTEN) ----
 

ABUYA KH.MUHTADI BERSAMA 
ABUYA KH.DIMYATI ( CIDAHU - CADASARI - PANDEGLANG )
KH.DAUD DZOHIRI BIN ABUYA ASLAH  ( CISANTRI - PANDEGLANG )
DENGAN HABIB FAHMI BIN ABUKAR AL-IDRUS ( CIAWI - BOGOR )
KH.TB.FATHUL ADZIM CHOTIB - BANTEN LAMA

KH. IMAN SAEFUDIN MUTO ( CIPACUNG - PANDEGLANG )

KH. JAMALUDDIN ( SOLOK JENGKOL - PANDEGLANG )

KH.MUHAMAD KURTUBI ZAELANI (PENCERAMAH TERBAIK)
RANGKAS BITUNG

KH.UNI ( PENCERAMAH TERBAIK DAN SALAH SATU KIYAI YANG GEMAR BERZIARAH )
PANDEGLANG


KH.A.UCI TURTUSI DIMYATI ( GURU BESAR CILONGOK - PASAR KEMIS )
TANGGERANG
--- PARA PEJUANG ISLAM


Read More..

DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH


DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH

ACARA HAUL AKBAR MAHA GURU PON-PES DARUL HADIST AL FAQIHIYYAH MALANG JAWA TIMUR
JL.ARIS MUNANDAR MALANG JAWA TIMUR ( DEKAT ALUN ALUN MALANG ) TLP 0341 362679
======================================================
PENDIRI DAN PENGASUH SERTA DEWAN MUALLIM PON-PES DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH MALANG JAWA TIMUR
PON-PES DARUL HADIST AL FAQIHIYYAH MALANG JAWA TIMUR
PON-PES DARUL HADIST MALANG
PON-PES DARUL HADIST AL FAQIHIYYAH MALANG JAWA TIMUR
PENDIRI PON-PES DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH ALHAFID AL MUSNID AL QUTUB ALHABIB ABDULLOH BIN SAMAHATUL IMAN AL ALAMAH AL HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD BIL FAQIH
BELIAU ADA DITENGAH, SEBELAH KIRI ANAK BELIAU HABIB ABDULLOH BIL FAQIH
PENGASUH 2 PON-PES DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH MALANG
ALHAFID ALALAMAH ALHABIB ABDULLOH BIN ABDUL QODIR BIN AHMAD BIL FAQIH (ALM)
AL HAFIDZ ALHABIB ABDULLOH BIN ABDUL QODIR BIL FAQIH
AL MUSNID AL HABIB ABDULLOH BIN ABDUL QODIR BIL FAQIH
HABIB HUSEIN BIN ABDULLOH BIN MUHSIN AL ATHOS( KIRI)
SAYYID ABDUL QODIR BIN HABIB ABDULLOH BIL FAQIH ( PUTRA HABIB ABDULLOH BIL FAQIH) SEBAGAI PENGASUH DAN DEWAN GURU DARUL HADIST
HABIB ABDUL QODIR BIN HABIB ABDULLOH BIL FAQIH
HABIB MUHAMMAD BIN HABIB ABDULLOH BIL FAQIH(KIRI) PUTRA HABIB ABDULLOH BIL FAQIH(SEBAGAI DEWAN GURU DAN PENGASUH DARUL HADIST)
PENDIRI DAN PENGASUH DARL HADIST
HABIB MUHAMMAD BIL FAQIH
HABIB MUHAMMAD BIN HABIB ABDULLOH BILFAQIH
HABIB ABDURRAHMAN BIL FAQIH (DEWAN GURU DAN PENGASUH PON-PES DARUL HADIST)
HABIB ABDURRAHMAN BIN HABIB ABDULLOH BIL FAQIH
HABIB SOLEH BIN AHMAD BIN SALIM ALAYDRUS (DEWAN GURU PON-PES DARUL HADIST DAN MENANTU AL HABIB ABDULLOH BIL FAQIH)
Habib Soleh bin Ahmad bin Salim Alaydrus,
Dengan teman-teman alumni Darul Hadist
DI PON-PES DARUL HADIST
Suasana peringatan Haul Maha Guru Pon-pes Darul Hadist Al faqihiyyah malang
PON-PES DARUL HADIST AL FAQIHIYYAH MALANG JAWA TIMUR
SEKILAS TENTANG PON-PES DARUL HADIST ALFAQIHIYYAH
Sekitar tahun 1999 saya ta’lim di pon-pes Darul Hadist di bawah asuhan Habib Muhammad Bil Faqih .  Pon-pes Darul hadist terletak di Jl.aries Munandar kota Malang Jawa timur.Sistem pembelajaran yang diajarkan kepada santri-santrinya hingga saat ini tidak mengalami perubahan masih menggunakan sistem salafi seperti yang telah di terapkan oleh pendirinya Alhabr Al habib Abdul qodir Bin Ahmad Bil Faqih begitupun sepeninggalan beliu di asuh oleh anak beliau Al hafidz Al habib Abdulloh Bin Abdul qodir Bil faqih dan sekarang diasuh oleh anak nya Habib Muhammad Bin Abdulloh bil faqih sebagai generasi kertiga .
Disamping mempelajari kitab-kitab salaf juga diadakan pembacaan rotib setiap ba’da Magrib dan subuh,juga pembacaan maulid nabi setiap senin pagi dan malam jumat serta dzikir-dzikir lainnya yang telah di ijazahkan dari Pendiri Pon-pes Al habr habib abdul qodir bil faqih.
Pon-pes Darul hadist banyak melahirkan ulama-ulama terkemuka, seperti Habib Muhammad ba’bud (alm) pendiri pon-pes Darun Nasyi’in malang,Habib syech ali al jufri , Prof Dr Qurais Syihab,Kh.Alwi Muhammad Madura dan masih banyak yang lainnya .Benar seperti yang dikatakan oleh Habib ali bin muhammad al habsyi kwitang “TIDAKLAH SESEORANG YANG BELAJAR KE PESANTREN DARUL HADIST INI KECUALI ORANG TERSEBUT ADALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG”
Habib Ali al habsyi kwitang
habib ali alhabsy kwitang dan habib ali bungur
kebesaran Darul Hadist merupakan bukti kebesaran eksistensi dari pendirinya Al Habr Habib Abdul Qodir Bil Faqih bukan besar dan megah serta ribuan santri yang menjadi ukuran hebatnya suatu pesantren tapi ketinggian dan kedalaman ilmu pengasuhnya yang menjadikan pesantren tersebut terkenal.Para santri yang belajardi pesantren Darul Hadist asal mau belajar sunggu-sungguh,mentaati peraturan pondok dan bisa menerapkan rasa ta’zhim kepada gurunya insya Alloh akan mendapatkan ilmu yang bermamfaat dan barokah .
MAQOM HABIB ABDUL QODIR BIL FAQIH DAN HABIB ABDULLOH BILFAQIH
MAQOM HABIB ABDUL QODIR BIL FAQIH DAN HABIB ABDULLOH BIL FAQIH
Kh.Dimyati ardani ( Muallim Dimyati ) Dewan Guru Pon-pes Darul Hadist
MUALLIM DIMYATI

Sumber : www. blog pecinta ulama dan habaib 
FB ; sachrony@yahoo.com
Read More..

Minggu, 10 Juni 2012

Wali Pitu Bali


Wali Pitu Bali

Walisongo Lengkap
Syiar Islam di Bali memiliki kisah tentang keberadaan Wali Pitu. Mereka merupakan para penyebar Islam yang telah mencapai derajat kewalian yang jumlahnya tujuh orang. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Denpasar, Mustofa Al Amin, nama Wali Pitu merupakan hasil penelitian dari Habib Toyib Zein Assegaf.
“Beliau mendapat isyarat secara kesufian, beliau selalu mendapatkan mimpi secara berulang datang ke bali, hingga suatu waktu beliau bertemu dengan orang Bali yang kebetulan datang ke mojokerto dalam rangka belanja sepatu untuk kepentingan usahanya, kemudian Beliau Habib Toyib ikut dengan orang Bali tersebut sampai ke bali. Kemudian sesampainya di Bali berdasarkan isyarah yang datang kepada Beliau, dengan di temani seorang temannya yg berada di Monang Maning, Beliau melakukan penelitian lapangan, dalam pencariannya untuk menguak tentang adanya ketujuh orang penyiar Islam di Bali ini dan fakta membuktikan isyarat itu benar adanya. Itulah yang dikenal dengan istilah Wali Pitu.
Meski fakta membenarkan keberadaan Wali Pitu, namun penetapan nama itu sendiri bukan berdasarkan kesepakatan umat muslim Bali. Kendati begitu, bukan berarti kiprah Wali Pitu tidak diakui dalam konteks syiar Islam di Bali.
“Validitasnya tidak bisa menyamai Wali Songo, karena kiprah mereka dari cerita ke cerita, bahwa Wali Pitu memiliki pengaruh dan karomah yang sangat penting bagi perkembangan Islam di Bali,” ulasnya.
“Artinya tidak salah jika umat muslim menjadikan Wali Pitu sebagai panutan. Hanya saja, bagi para peziarah makam Wali Pitu ini tetap tidak boleh menyimpang dari syariah.”
MUI sendiri tidak mempermasalahkan keberadaan Wali Pitu ini. Masyarakat menerima atau tidak keberadaan mereka itu merupakan keyakinan masing-masing. Sebab, Wali Pitu memiliki peranan masing-masing kepada masyarakat di zamannya, sembari melakukan syiar Islam. MUI Denpasar mengapresiasi upaya penelitian dan hasilnya tentu yang berkaitan dengan sejarah perkembangan umat Islam di Bali termasuk para tokoh, seperti Wali Pitu, yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan tersebut.
Penelitian dan kajian lebih lanjut, sangat penting dan mendesak sifatnya untuk segera dilakukan. Wali Pitu ini hendaknya menggugah umat Islam Bali khususnya dan Nusantara pada umumnya untuk meningkatkan semangat mereka berdakwah dengan cara dan pendekatan yang moderat, toleran dan damai, di samping berpihak pada kebenaran dan kejujuran, keuletan dan keberanian, serta keadilan dan ketulusan seperti diperankan tokoh-tokoh tersebut,” ajaknya.
“Mereka juga harus lebih memahami kesejarahan mereka di Bali yang memiliki keunikan dan kekhasan.”
Berikut beberapa nama Auliya’ yang disebut Wali Pitu:
1. Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat Keramat Pantai Seseh
Makam Beliau terletak di pinggir Pantai Seseh, Mengwi, Tabanan, Bali.
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar. Nama sebenarnya adalah Raden Amangkuningrat, yang terkenal dengan nama Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya berasal dari Blambangan (Banyu Wangi Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil, beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa, Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya tentang ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula, sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa punggawa kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari ayahandanya dari Kerajaan Mengwi
Namun, setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman yang di sebabkan kecemburuan dari pihak keluarga kerajaan. Akhirnya Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberitahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang sekelompok orang bersenjata yang tak dikenal, sehingga pertempuran tak dapat dihindari lagi. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas, seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Akhirnya diketahui kalau penyerang itu masih ada hubungan kekeluargaan, hal ini dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan bathiniyah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya keris pusaka dimasukkan kembali dalam karangkanya, dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak dan kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh.
Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Pangeran Mas Sepuh ialah kemampuan berjalan diatas permukaan air. Kesaktian yang luar biasa yang dimiliki Paneran Mas Sepuh ternyata memunculkan rasa kecemburuan diantara putra-putra Raja Mengwi. Bahkan suatu ketika saat Pangeran Mas Sepuh diperintahkan untuk menuju Taman Ayun (tempat peristirahatan keluarga Raja) di Mengwi. Taman Ayun dikelilingi danau mengitari bangunan lengkap dengan taman indahnya. Tanpa diduga, saat Pangeran Mas Sepuh berjalan diatas air danau dan bersila diatas bunga teratai, terlihat oleh prajurit kerajaan. Tentu apa yang disaksikan prajurit kerajaan tersebut sungguh menggegerkan seluruh Istana. Selain karomah tersebut, Panggran Mas Sepuh juga dikenal mampu mengobati berbagai macam penyakit. Bahkan, tak sedikit ‘dukun’ yang mencari ilmu untuk belajar cara pengobatan. Namun, yang paling mencengangkan serta sempat disaksikan pasukan kerajaan Mengwi ialah saat Pangeran Mas Sepuh dalam perjalanan menuju Bali dari Kerajaan Blambangan (Jawa) terlihat hanya berjalan diatas air laut. Pangeran Mas Sepuh tampak tenang berjalan diantara deburan serta gulungan ombak.
beberapa foto dari hasil penelusuran Tim Sarkub dapat anda lihat di
http://www.panoramio.com/user/6637186
Raden Amangkuningrat Wali Pitu
2. Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid
Habib Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid, yang makamnya terdapat di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Makam keramat ini terletak tak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan pulau Nusa Penida. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu. Di depan makam dibangun patung seorang tokoh bersorban dan berjubah menunggang kuda.
Semasa hidupnya Habib Ali mengajar bahasa Melayu kepada Raja Dhalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Sang raja menghadiahkan seekor kuda kepadanya sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju istana Klungkung. Suatu hari, pulang mengajar di istana, ia diserang oleh kawanan perampok. Ia wafat dengan puluhan luka di tubuhnya.
Jenazahnya dimakamkan di ujung barat pekuburan desa Kusamba. Malam hari selepas penguburan, terjadi keajaiban. Dari atas makam menyemburlah kobaran api, membubung ke angkasa, memburu kawanan perampok yang membunuh sang Habib. Akhirnya semua kawanan perampok itu tewas terbakar. Kaum muslimin setempat biasa menggelar haul Habib Ali setiap Ahad pertama bulan Sya’ban.
Makam Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Hamid berada di tepi pantai di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, tidak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan Nusa Penida. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu. Semasa hidupnya, Habib Ali mengajar bahasa Melayu kepada Raja Dalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Sang Prabu menghadiahkan seekor kuda sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju puri Klungkung.
Pada suatu hari, sewaktu Habib Ali pulang dari Klungkung dan sesampainya di pantai Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam dan tewas di tempat. Akhirnya, jenazah beliau dimakamkan di ujung barat pekuburan Desa Kusamba.
3. Syeh Maulana yusuf Al Magribi
4. Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al Idrus
5. Habib Umar Maulana Yusuf
6. Syeh Abdul Qodir Muhammad
7. Habib Ali Bin Umar Bafaqih
Read More..

HABIB AHMAD BIN ALWI AL HADAD (HABIB KUNCUNG KALIBATA)


HABIB AHMAD BIN ALWI AL HADAD (HABIB KUNCUNG KALIBATA)

HABIB AHMAD BIN ALWI AL HADAD
Tak jauh dari Mall Kalibata terdapat maqom Seorang waliyulloh, Habib Ahmad Bin alwi Al hadad yang dikenal dengan Habib Kuncung. Beliau adalah seorang ulama yang memilki prilaku ganjil (khoriqul a’dah) yaitu diluar kebiasaan manusia umumnya.beliau adalah waliyullah yang sengaja ditutup kewaliannya agar orang biasa tidak menyadari kelebihannya karena di kawatirkan umat nabi Muhammad terlalu mencintainya dan agar tidak terlena dengan karamah nya tersebut maka allah swt menutup karamahnya tersebut dan hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat semua karomah Beliau.Habib Kuncung juga terkenal sebagai ahli Darkah maksudnya disaat sesorang dalam kesulitan dan sangat memerlukan bantuan beliau muncul dengan tiba – tiba .Lahir di Gurfha HadroMaut Tarim tanggal 26 sya’ban Tahun 1254 H, beliau berguru kepada Ayahandanya sendiri Habib alwi Al Hadad dan juga belajar kepada Al A’lamah Habib Ali bin Husein Al Hadad, Habib Abdurrahman Bin Abdulloh Al Habsyi dan Habib Abdulloh bin Muchsin al athos. Sebagaimana kebiasaan Ulama-ulama dari Hadromaut untuk melakukan perjalanan Ritual Dakwah ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Habib ahmad bin Alwi al hadad melakukan ritual dakwah ke Indonesia pertama kali singgah di Kupang dan menurut cerita Beliau Menetap beberapa tahun disana dan menikah dengan wanita bernama Syarifah Raguan Al Habsyi dan di karunai anak bernama Habib Muhammad Bin Ahmad Al Hadad. Selanjutnya Habib Ahmad bin Alwi al hadad melanjutkan dakwahnya ke pulau jawa dan menetap di Kali Bata hingga wafatnya.
Gelar Habib Kuncung yang diberikan kepada Habib Ahmad bin Alwi Al hadad yang saya tahu karena kebiasaan Beliau mengenakan Kopiah yang menjulang keatas (Muncung), dan Prilaku beliau yang terlihat aneh dari kebiasaan orang pada umumnya terutama dalam hal berpakaian. Habib Kuncung Wafat dalam usia 93 tahun tepatnya tanggal 29 sya,ban 1345 H atau sekitar tahun 1926 M dan di Maqomkan di Pemakaman Keluarga Al Hadad di Kalibata jakarta selatan.
maoqom Habib ahmad bin alwi al hadad
MAQOM HABIB AHMAD BIN ALWI AL HADAD KALIBATA JAKSEL
Hingga kini Maqom Beliau selalu Ramai di kunjungi oleh para Peziarah dari berbagai daerah di Nusantara terutama pada perayaan Maulid yang diadakan setiap minggu pertama Bulan Robiul awal ba’da asyar.
Read More..